TEKNIK LOBBY
SEMUA MATERI DALAM BLOG INI DI OLAH DARI BERBAGAI SUMBER DAN DATA KOLEKSI PRIBADI YANG DISAJIKAN UNTUK MEMBERIKAN IFORMASI
Wednesday, March 5, 2014
Bujukan terselubung
Ketika membuat keputusan, kita cenderung berpikir bahwa kita
mempertimbangkan pilihan dengan hati-hati, dengan melihat berbagai
kemungkinan, lalu membuat pilihan terbaik berdasarkan pemeriksaan
rasional atas fakta-fakta. Namun sebenarnya, sebagian besar pengambilan
keputusan kita terjadi di tingkat alam bawah sadar yang didasarkan pada
perasaan yang mungkin sama sekali tidak kita sadari. Tindakan memahami
dan mengelola perasaan alam bawah sadar itu adalah kunci dari seni
membujuk.Dengan mengamati dan memprediksi perilaku manusia, kita bisa
belajar bereaksi dan mengarahkan perilaku orang lain dengan menggunakan
kata-kata dan bahasa tubuh yang tepat. Jika Anda ingin mempelajari cara
meyakinkan orang lain agar membeli produk Anda, mendukung Anda, atau
mencalonkan diri Anda sebagai kandidat, buku ini memberikan
jawaban-jawabannya. Bujukan Terselubung menyarikan riset paling mutakhir
di bidang psikologi, linguistik, taktik penjualan, dan komunikasi
manusia untuk mengungkapkan cara paling efektif dalam membujuk pihak
lain secara konsisten dan efektif dalam segala hal.`Anda akan menemukan
lebih banyak kebijaksanaan dalam buku ini ketimbang dalam buku lain
yang bertopik sama. Entah Anda butuh membujuk kekasih, pasangan,
atasan, klien, teman, atau diri sendiri, buku luar biasa yang berisi
koleksi trik dan rahasia pikiran akan membuat Anda mumpuni. Di dunia
yang penuh persaingan, inilah manual seorang pakar bujukan yang Anda
perlukan untuk mengendalikan keadaan dan mendapatkan apa yang Anda
inginkan.`-Dr. Joe Vitale, penulis buku Life`s Missing Instruction
Manual dan The Attractor Factor
Langkah-Langkah Persiapan melobi
1. Menguasai masalah yang dibicarakan
2. Mulai berbicara bila situasi telah memungkinkan
3. Mengarahkan dengan tepat agar dapat memancing perhatian
4. Cara berbicara harus jelas dan jangan terlalu cepat, mengatur volume suara, dan mempersiapkan kata –kata dengan baik.
5. Memperhatikan sikap, pandangan mata, gerak gerik yang membantu
6. Sopan, saling menghormati, dan menyiratkan rasa persaudaraan .
Cara Melobi
Agar
lobbying yang dilakukan berhasil dengan baik atau sekurang kurangnya
tidak menimbulkan penolakan yang mungkin keras atau sikap antipati maka
perlu kiranya diperhatikan beberapa petunjuk teknis sebagai berikut:
1. Perlu mengenal/mengindentifikasi target lobby dengan baik.
- Hal
ini sangat perlu karena teknik yang akan dipergunakan tergantung dari
siapa yang akan dilobby.Untuk mencapai keberhasilan yang optimal, maka
pelobby harus memahami atau mengenal dengan baik sifat, sikap dan
pandangan bahkan mungkin perilaku orang (orang-orang) yang akan dilobby.
- Pengenalan
ini diperlukan agar bisa ditentukan cara pendekatan yang akan
dilakukan,atau pemilihan teknik komunikasi yang akan dipergunakan.
Mendekati orang yang mudah tersinggung dan selalu serius dengan
mendekati orang yang penyabar dan suka bercanda, tentu sangat
berbeda.Kekeliruan atas hal ini akan berakibat fatal.
2. Perfomance /Penampilan diri yang baik.
Seorang
pelobby harus mampu menampilkan diri dengan baik, sehingga
menimbulkan kesan yang positif bagi pihak yang dilobby.Penampilan diri
ini tidak berarti semata-mata hannya bersifat fisik (lahiriah) seperti
pakaian dan sebagainya, tetapi juga kepribadian dan intelektualita.
3. Memperhatikan situasi dan kondisi.
Situasi
dan kondisi yang ada atau melingkupi suasana lobbying harus
diperhatikan oleh pelobby, demikian pula perubahan-perubahan yang
terjadi. Hal ini terutama sangat penting dalam penggunaan cara
menyampaikan pesan.
Di
tempat umum misal di restoran, atau ditempat terbuka misal dalam
olahraga cara berbicara yang dipakai tentu berbeda dengan apabila
dirumah atau dikantor. Tentu tidak tepat berbicara keras-keras diantara
banyak orang lain, sementara dengan berbisik-bisik di dalam rumah justru
akan menimbulkan kesan yang negatif bagi tuan rumah.
Pada
saat pembicaraan tengah berlangsung dan dianggap lancarpun, pelobby
harus tetap memperhatikan situasi dan kondisi yang sewaktu-waktu bisa
berubah. Jangan meneruskan ketika ada orang lain datang atau alihkan
pada topik lain dengan cara yang wajar, karena meskipun mungkin pelobby
tidak berkeberatan, tetapi mungkin yang dilobby yang tidak berkenan.
Hal
lain yang perlu diperhatikan mengenai cara menyampaikan pesan adalah
berkaitan dengan pihak yang dilobby. Apabila pihak yang didekati adalah
pribadi atau orang-orang tertentu maka cara yang dilakukan bersifat
persuasif. Usahakan untuk mengundang simpati dan dukungan yang
bersangkutan. Tetapi apabila yang didekati adalah kelompok maka pesan
yang disampaikan harus mengandung argumentatif.
Pelobby
harus menyampaikan alasan-alasan dan pertimbangan-pertimbangan yang
logis dan rasional yang bisa membuat pihak yang dilobby menjadi lebih
jelas, lebih mengerti dan memahami obyek sasaran sehingga pada
gilirannya mereka bisa menerima dan mendukung.
4. Mengemas pesan.
Seeorang
akan mudah tertarik bila menyaksikan sessuatu dikemas atau diatur
dengan rapi sebagaimana misalnya makanan yang disajikan dimeja makan
yang ditata rapi dan indah tentu akan menimbulkan selera yang berbeda
apabila hanya disajikan dalam bungkusan atau kotak.
Sama
halnya dalam masyarakat kita memberikan sesuatu dengan tangan kanan
dengan tangan kiri pasti akan menimbulkan kesan yang berbeda.
Dalam
melakukan lobbying seorang pelobby harus bisa menyampaikan atau
menyajikan pesan yang dibawanya kepada pihak yang dilobby agar tertarik
dan kemudian memperhatikan ,sehingga bisa mengerti dan memahami apa
yang diinginkan dan pada gilirannya dapat menerima dan ahirnya
mendukung.
5. Jangan takut gagal
Pepatah
mengatakan kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Adalah hal yang
biasa bahwa tidak semua usaha pasti berhasil apalagi dalam waktu cepat
dan singkat, lebih-lebih dalam lobby. Lobbying dilakukan untuk membuat
atau mengubah pihak atau orang yang semula tidak suka menjadi suka, yang
semula menolak menjadi menerima dan dan yang menentang menjadi
mendukung.
Dengan
demikian maka ada kalanya memang sulit merubah sikap tersebut, apalagi
kalau sikap semula yang ditunjukan keras. Dalam keadaan tetentu
merupakan hal yang biasa apabila orang cenderung menjaga gengsi,
sehingga tidak perlu mudah mengalah kmeskipun dalam akal dan hatinya
mengakuinya.
Oleh
karena itu maka dukungan yang diharapkan tidak selalu bisa diperoleh
berulangkali. Dengan demikian maka pelobby tidak boleh takut gagal, dia
harus memiliki optimisme, telaten, sabar, gigih dan fleksibel.
Ketakutan
akan gagal, membuat orang menjadi mudah cemas,kurang percaya diri dan
kemudian mudah gugup sehingga sangat mengganggu penampilannya. Kalau
sudah demikian maka justru akan merusak lobbying yang dibangunnya,
sehingga akan menggagalkan lobby yang dilakukan. Kalaupun pada akhirnya
ternyata gagal, tidak boleh membuat pelobby frustasi Karena kegiatan
lain atau masalah lain akan selalu muncul dan lobbying kembali akan
harus dilakukannya.
Cara- Cara Melobi
1. Tidak langsung :
· Lobby
bisa dilakukan dengan cara tidak langsung hal ini mengandung
pengertian tidak harus satu pihak atau satu orang yang berkepentingan
menghubungi mendekati sendiri pihak lain yang mau dilobby.
· Pendekatan
itu bisa dilakukan dengan perantaraan pihak lain [terutama yang
dianggap punya akses atau mempunyai hubungan yang dekat dengan pihak
yang dilobby].
· Dalam
hal seperti ini maka satu hal yang sangat penting diperhatikan oleh
pihak yang melobby adalah kepercayaan atau kredibilitas pihak ketiga
yang dijadikan perantara atau penghubung tersebut
· Kendala
lain jangan sampai gara gara lobbying yang dilakukan dengan menggunakan
jasa pihak lain [pihak ketiga] justru merusak hubungan yang sudah ada,
karena kesalahan atau ulah pihak ketiga tersebut
· Kendala
lain dalam menggunakan cara tidak langsung adalah pihak ketiga atau
perantara tersebut tidak selalu menguasai atau mengerti permasalahan
atau obyek yang jadi sasaran. Disamping itu apabila obyek yang jadi
sasaran bersifat rahasia maka akan membuka kemungkinan bagi kebocoran
terhadap rahasia tersebut.
2. Langsung
Berbeda
dengan cara tidak langsung maka disini pihak yang berkepentingan
[berusaha] harus bisa bertemu atau berkomunikasi secara langsung dengan
pihak yang dilobby dengan kata lain pihak pihak yang terlibat bertemu
atau berkomunikasi secara langsung tidak menggunakan perantara atau
pihak ketiga cara langsung ini jelas lebih baik dari pada cara tidak
langsung tetapi kendalanya adalah bahwa :
a. Pihak pihak yang terlibat tidak selalu saling mengenal
b. Tidak semua orang mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan baik
c. Kesan
terhadap pribadi tidak selalu sama dengan dengan kesan terhadap
lembaga. Jelasnya seseorang mungkin saja kurang suka atau kurang
menghormati orang tertentu tetapi terhadap lembaga yang dipimpinnya dia
tidak ada masalah dalam hal seperti ini tentu akan lebih baik apabila
yang melakukan lobby adalah orang lain atau staf pada lembaga
tersebut
3. Terbuka
- Yang
dimaksud dengan cara terbuka adalah lobbying yang dilakukan tanpa
ketakutan untuk diketahui orang lain Lobby yang dilakukan secara terbuka
memang tidak harus berarti dengan sengaja diekspose atau diberitahukan
kepada khalayak, tetapi kalaupun diketahui masyarakat bukan merupakan
masalah.
- Lobbying
dengan cara terbuka ini biasanya dilakukan oleh dan diantara kelompok
misalnya pendekatan yang dilakukan oleh OPP atau partai politik tertentu
pada salah satu Organisasi Massa atau sebaliknya dan antara suatu Ormas
pada Ormas yang lain
4. Tertutup
-
Yang dimaksud lobbying dengan cara tertutup adalah apabila lobbying
dilakukan secara diam diam agar tidak diketahui oleh pihak lain apalagi
masyarakat
-
Lobbying dengan cara ini biasanya bersifat perorangan yaitu yang
dilakukan secara pribadi atau oleh seseorang pada orang tertentu
Lobbying cara ini dilakukan karena apabila sampai diketahui oleh pihak
lain maka bisa berakibat negatif atau merugikan pihakyang melakukan
lobby tersebut maupun pihak yang dilobby
Strategi Lobbying.
Mengingat sifatnya yang informal, tidak ada strategi baku atau yang sudah terpola dalam kegiatan ini, melainkan sangat beragam dan tergantung berbagai faktor aktual dan suasana setempat yang berpengaruh. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi lobbying adalah :
Mengingat sifatnya yang informal, tidak ada strategi baku
atau yang sudah terpola dalam kegiatan ini, melainkan sangat beragam
dan tergantung berbagai faktor aktual dan suasana setempat yang
berpengaruh. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi lobbying adalah :
1. Sitim Politik.
Kondisi
sistem akan berpengaruh pada cara- cara lobi yang yang dilakukan. Pada
sistem Politis yang demokratis dimana pendelegasian wewenang dan
keterbukaan menjadi salah satu cirinya maka lobi mudah dilakukan karena
sasaran lobi lebih jelas, dalam arti pejabat atau stakeholder sebagi
obyek lobi berada pada posisi yang telah diketahui mempunyai wewenang,
aspek aspek yang perlu diperhitungkan lebih pasti. Dalam sistim poliitik
yang demokratis selama berada dalam kerangka aturan main yang telah
ditentukan, maka orang tidak perlu takut mendapatkan resiko politik yang
tidak diperhitungkan
Berbeda
dengan sistim politik yang demokratis, dalam sistem politik yang
otoriter melakukan lobbying merupakan hal yang sulit diperkirakan kadang
pada moment yang tepat lobby dapat mudah dilakukan namun bisa menjadi
hal yang sulit. Dapat terjadi lobbying pada suatu pihak atau seorang
tokoh telah dihasilkan dukungan tertentu, tetapi kemudian hal itu
dianulir (dibatalkan atau dimentahkan oleh pihak lain yang lebih
berkuasa tanpa alasan yang jelas) sehingga lobbying yang dilakukan
menjadi sia-sia.
Dalam
sistim seperti ini maka berbagai peraturan dan perhitungan-perhitungan
rasional menjadi sulit dijadikan pegangan, karena hukum dan peraturan
ditangan pemegang kekuasaan yang bisa berubah setiap saat sesuai
kehendaknya sendiri.
2. Norma dan Etika.
Lobbying
pada intinya adalah suatu upaya untuk memaksimalkan penggunaan tehnik
komunikasi untuk mempengaruhi pihak lain yang semula cenderung
menolak, agar menjadi setuju atau untuk memperoleh dukungan. Namun
tidak berarti harus menghalalkan semua cara, norma dan etika harus tetap
dihormati dan menjadi pegangan, karena apabila tidak dilakukan lobi
akan menjadi arena atau media perantara adanya korupsi dan kolusi.
Bagi
orang yang menjujung tinggi norma dan etika, lobbying tidak perlu
disertai janji janji yang seharusnya tidak boleh diberikan ataupun
dengan mendiskreditkan pihak ketiga apalagi fitnah agar memperoleh
simpati dan dukungan dari pihak yang dilobby. Dalam
praktek banyak hal yang bisa terjadi seiring dengan dinamika
masyarakat. Pada lobbying yang melibatkan pihak pihak yang sama sama
kurang menghormati etika dan moral maka kesesuaian yang berubah menjadi
[saling] mendukung bisa saja terjadi. Namun hampir bisa dipastikan bahwa
model seperti itu akan merugikan kepentingan bersama atau kepentingan
yang lebih besar norma dan etika selalu dimaksudkan untuk kebaikan dan
kepentingan tidak saja diri pribadi tetapi juga orang lain dan
masyarakat luas
3. Norma Hukum dan peraturan
Hukum
yang dibuat untuk mengatur masyarakat agar diperoleh ketertiban dalam
kehidupan bersama harus dihormati dan dipatuhi oleh semua warga
negara. Dalam lobbying batas batas hukum juga harur tetap dihormati dan
ditaati, lobbying tidak boleh dilakukan dengan mengabaikan batas batas
hukum, misalnya dengan melakukan atau memanipulasikan data dan informasi
sedemikian rupa agar yang dilobby menjadi percaya dan kemudian
mendukungnya demikian juga cara cara lain yang menipu atau menyesatkan
pihak yang dilobby sehingga memperoleh kesan atau kesimpulan yang
salah/keliru yang tentunya dilarang oleh hukum/tidak boleh dilakukan
Dengan demikian maka kejelasan batas batas hukum dan juga tegaknya hukum itu sendiri ikut mempengaruhi praktek lobbying
Sama
halnya dengan norma dan etika pelanggaran dan atau penyimpangan
terhadap hukum yang dilakukan dalam lobbying mungkin saja malah
melancarkan pendekatan yang dilakukan namun demikian hampir pasti hasil
yang diperoleh lebih banyak menguntungkan pihak pihak tertentu saja
ketimbang bagi kebaikan dan manfaat orang banyak
4.Memperhatikan adat istiadat
Adat
dan istiadat yang berkembang dalam masyarakat perlu juga
diperhatikan, lebih lebih bagi pihak yang melakukan lobbying harus
dijaga agar tidak ada tindakan yang dianggap bertentangan dengan adat
istiadat yang dihormati oleh sasaran lobby karena akan menimbulkan
antipati atau paling perasaan kurang simpati misalnya lobbying dilakukan
pada orang yang sedang berduka cita atau sedang terkena musibah
5. Mengetahui siapa yang akan dilobby
Keberhasilan
lobbying juga dipengaruhi oleh siapa yang akan dilobby, karena sifat
dan perilaku orang bermacam macam. Ada orang yang kompromatis ada yang
kaku ada yang suka bercanda dan terbuka sementara juga ada yang mudah
tersinggung.
Latar
belakang pendidikan sosial dan ekonomi juga beragam demikian pula
pandangan dan visinya terhadap suatu hal sehingga sikapnya terhadap
lobby juga bisa berbeda beda
Bagi
pihak yang melakukan lobbi adalah sangat penting untuk memahami siapa
yang akan dilobby sehingga bsa mengatur dan merancang teknik komunikasi
yang sebaik baiknya sesuai dengan sifat, pandangan, kegemaran, dan
lainnya dari pihak yang dilobby, sehingga dapat mengundang simpati dan
dukungan yang diharapkan
6. Siapa yang melobi
- Pelaku
Lobi adalah mereka yang berada pada pihak yang paling memerlukan
sehingga harus aktif, melakukan pendekatan tidak sekedar menunggu. Dengan
demikian maka peranan atau pihak yang melobi sangat penting. Sedemikian
pentingnya sehingga orang yang melakukan lobi haruslah orang yang
mempunyai kemampuan tertentu. Kemampuan tersebut bukan saja bersifat
intelegensia berupa kecerdasan, penguasaan terhadap masalah yang
dihadapi, keleluasaan pengetahuan dan wawasan, mempunyai sikap yang baik
dan penampilan yang menarik dalam arti menyenangkan, serta mempunyai
kredibilitas. Orang yang integritasnya diragukan atau kurang dipercaya,
akan mengalami kesulitan apabila melakukan lobbying .
- Disamping
itu sesuai dengan esensi lobbying itu sendiri maka pelaku lobby harus
mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik , sabar, dan telaten ( tidak
mudah tersinggung dan marah)
Target Kegiatan Lobi
Karakteristik Lobbying
1. Bersifat tidak resmi/ Informal dapat dilakukan diluar forum atau perundingan yang secara resmi disepakati .
2. Bentuk dapat beragam dapat berupa obrolan yang dimulai dengan tegursapa, atau dengan surat
3. Waktu dan tempat dapat kapan dan dimana saja
sebatas dalam kondisi wajar atau suasana memungkinkan. Waktu yang
dipilih atau dipergunakan dapat mendukung dan menciptakan suasan yang
menyenangkan, sehingga orang dapat bersikap rilek dan
4. Pelaku /aktor atau pihak yang melakukan lobbying dapat beragam dan siapa saja
yakni pihak yang bekepentingan dapat pihak eksekutif atau pemerintahan,
pihak legislatif, kalangan bisnis, aktifis LSM, tokoh masyarakat atau
ormas, atau pihak lain yang terkait pada obyek lobby.
5. Bila dibutuhkan dapat melibatkan pihak ketiga untuk perantara
6. Arah pendekatan dapat bersifat satu arah pihak yang melobi harus aktif
mendekati pihak yang dilobi. Pelobi diharapkan tidak bersikap pasif
atau menunggu pihak lain sehingga terkesan kurang perhatian.
Subscribe to:
Posts (Atom)