Mengingat sifatnya yang informal, tidak ada strategi baku atau yang sudah terpola dalam kegiatan ini, melainkan sangat beragam dan tergantung berbagai faktor aktual dan suasana setempat yang berpengaruh. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi lobbying adalah :
Mengingat sifatnya yang informal, tidak ada strategi baku
atau yang sudah terpola dalam kegiatan ini, melainkan sangat beragam
dan tergantung berbagai faktor aktual dan suasana setempat yang
berpengaruh. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi lobbying adalah :
1. Sitim Politik.
Kondisi
sistem akan berpengaruh pada cara- cara lobi yang yang dilakukan. Pada
sistem Politis yang demokratis dimana pendelegasian wewenang dan
keterbukaan menjadi salah satu cirinya maka lobi mudah dilakukan karena
sasaran lobi lebih jelas, dalam arti pejabat atau stakeholder sebagi
obyek lobi berada pada posisi yang telah diketahui mempunyai wewenang,
aspek aspek yang perlu diperhitungkan lebih pasti. Dalam sistim poliitik
yang demokratis selama berada dalam kerangka aturan main yang telah
ditentukan, maka orang tidak perlu takut mendapatkan resiko politik yang
tidak diperhitungkan
Berbeda
dengan sistim politik yang demokratis, dalam sistem politik yang
otoriter melakukan lobbying merupakan hal yang sulit diperkirakan kadang
pada moment yang tepat lobby dapat mudah dilakukan namun bisa menjadi
hal yang sulit. Dapat terjadi lobbying pada suatu pihak atau seorang
tokoh telah dihasilkan dukungan tertentu, tetapi kemudian hal itu
dianulir (dibatalkan atau dimentahkan oleh pihak lain yang lebih
berkuasa tanpa alasan yang jelas) sehingga lobbying yang dilakukan
menjadi sia-sia.
Dalam
sistim seperti ini maka berbagai peraturan dan perhitungan-perhitungan
rasional menjadi sulit dijadikan pegangan, karena hukum dan peraturan
ditangan pemegang kekuasaan yang bisa berubah setiap saat sesuai
kehendaknya sendiri.
2. Norma dan Etika.
Lobbying
pada intinya adalah suatu upaya untuk memaksimalkan penggunaan tehnik
komunikasi untuk mempengaruhi pihak lain yang semula cenderung
menolak, agar menjadi setuju atau untuk memperoleh dukungan. Namun
tidak berarti harus menghalalkan semua cara, norma dan etika harus tetap
dihormati dan menjadi pegangan, karena apabila tidak dilakukan lobi
akan menjadi arena atau media perantara adanya korupsi dan kolusi.
Bagi
orang yang menjujung tinggi norma dan etika, lobbying tidak perlu
disertai janji janji yang seharusnya tidak boleh diberikan ataupun
dengan mendiskreditkan pihak ketiga apalagi fitnah agar memperoleh
simpati dan dukungan dari pihak yang dilobby. Dalam
praktek banyak hal yang bisa terjadi seiring dengan dinamika
masyarakat. Pada lobbying yang melibatkan pihak pihak yang sama sama
kurang menghormati etika dan moral maka kesesuaian yang berubah menjadi
[saling] mendukung bisa saja terjadi. Namun hampir bisa dipastikan bahwa
model seperti itu akan merugikan kepentingan bersama atau kepentingan
yang lebih besar norma dan etika selalu dimaksudkan untuk kebaikan dan
kepentingan tidak saja diri pribadi tetapi juga orang lain dan
masyarakat luas
3. Norma Hukum dan peraturan
Hukum
yang dibuat untuk mengatur masyarakat agar diperoleh ketertiban dalam
kehidupan bersama harus dihormati dan dipatuhi oleh semua warga
negara. Dalam lobbying batas batas hukum juga harur tetap dihormati dan
ditaati, lobbying tidak boleh dilakukan dengan mengabaikan batas batas
hukum, misalnya dengan melakukan atau memanipulasikan data dan informasi
sedemikian rupa agar yang dilobby menjadi percaya dan kemudian
mendukungnya demikian juga cara cara lain yang menipu atau menyesatkan
pihak yang dilobby sehingga memperoleh kesan atau kesimpulan yang
salah/keliru yang tentunya dilarang oleh hukum/tidak boleh dilakukan
Dengan demikian maka kejelasan batas batas hukum dan juga tegaknya hukum itu sendiri ikut mempengaruhi praktek lobbying
Sama
halnya dengan norma dan etika pelanggaran dan atau penyimpangan
terhadap hukum yang dilakukan dalam lobbying mungkin saja malah
melancarkan pendekatan yang dilakukan namun demikian hampir pasti hasil
yang diperoleh lebih banyak menguntungkan pihak pihak tertentu saja
ketimbang bagi kebaikan dan manfaat orang banyak
4.Memperhatikan adat istiadat
Adat
dan istiadat yang berkembang dalam masyarakat perlu juga
diperhatikan, lebih lebih bagi pihak yang melakukan lobbying harus
dijaga agar tidak ada tindakan yang dianggap bertentangan dengan adat
istiadat yang dihormati oleh sasaran lobby karena akan menimbulkan
antipati atau paling perasaan kurang simpati misalnya lobbying dilakukan
pada orang yang sedang berduka cita atau sedang terkena musibah
5. Mengetahui siapa yang akan dilobby
Keberhasilan
lobbying juga dipengaruhi oleh siapa yang akan dilobby, karena sifat
dan perilaku orang bermacam macam. Ada orang yang kompromatis ada yang
kaku ada yang suka bercanda dan terbuka sementara juga ada yang mudah
tersinggung.
Latar
belakang pendidikan sosial dan ekonomi juga beragam demikian pula
pandangan dan visinya terhadap suatu hal sehingga sikapnya terhadap
lobby juga bisa berbeda beda
Bagi
pihak yang melakukan lobbi adalah sangat penting untuk memahami siapa
yang akan dilobby sehingga bsa mengatur dan merancang teknik komunikasi
yang sebaik baiknya sesuai dengan sifat, pandangan, kegemaran, dan
lainnya dari pihak yang dilobby, sehingga dapat mengundang simpati dan
dukungan yang diharapkan
6. Siapa yang melobi
- Pelaku
Lobi adalah mereka yang berada pada pihak yang paling memerlukan
sehingga harus aktif, melakukan pendekatan tidak sekedar menunggu. Dengan
demikian maka peranan atau pihak yang melobi sangat penting. Sedemikian
pentingnya sehingga orang yang melakukan lobi haruslah orang yang
mempunyai kemampuan tertentu. Kemampuan tersebut bukan saja bersifat
intelegensia berupa kecerdasan, penguasaan terhadap masalah yang
dihadapi, keleluasaan pengetahuan dan wawasan, mempunyai sikap yang baik
dan penampilan yang menarik dalam arti menyenangkan, serta mempunyai
kredibilitas. Orang yang integritasnya diragukan atau kurang dipercaya,
akan mengalami kesulitan apabila melakukan lobbying .
- Disamping
itu sesuai dengan esensi lobbying itu sendiri maka pelaku lobby harus
mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik , sabar, dan telaten ( tidak
mudah tersinggung dan marah)
No comments:
Post a Comment