Agar
lobbying yang dilakukan berhasil dengan baik atau sekurang kurangnya
tidak menimbulkan penolakan yang mungkin keras atau sikap antipati maka
perlu kiranya diperhatikan beberapa petunjuk teknis sebagai berikut:
1. Perlu mengenal/mengindentifikasi target lobby dengan baik.
- Hal
ini sangat perlu karena teknik yang akan dipergunakan tergantung dari
siapa yang akan dilobby.Untuk mencapai keberhasilan yang optimal, maka
pelobby harus memahami atau mengenal dengan baik sifat, sikap dan
pandangan bahkan mungkin perilaku orang (orang-orang) yang akan dilobby.
- Pengenalan
ini diperlukan agar bisa ditentukan cara pendekatan yang akan
dilakukan,atau pemilihan teknik komunikasi yang akan dipergunakan.
Mendekati orang yang mudah tersinggung dan selalu serius dengan
mendekati orang yang penyabar dan suka bercanda, tentu sangat
berbeda.Kekeliruan atas hal ini akan berakibat fatal.
2. Perfomance /Penampilan diri yang baik.
Seorang
pelobby harus mampu menampilkan diri dengan baik, sehingga
menimbulkan kesan yang positif bagi pihak yang dilobby.Penampilan diri
ini tidak berarti semata-mata hannya bersifat fisik (lahiriah) seperti
pakaian dan sebagainya, tetapi juga kepribadian dan intelektualita.
3. Memperhatikan situasi dan kondisi.
Situasi
dan kondisi yang ada atau melingkupi suasana lobbying harus
diperhatikan oleh pelobby, demikian pula perubahan-perubahan yang
terjadi. Hal ini terutama sangat penting dalam penggunaan cara
menyampaikan pesan.
Di
tempat umum misal di restoran, atau ditempat terbuka misal dalam
olahraga cara berbicara yang dipakai tentu berbeda dengan apabila
dirumah atau dikantor. Tentu tidak tepat berbicara keras-keras diantara
banyak orang lain, sementara dengan berbisik-bisik di dalam rumah justru
akan menimbulkan kesan yang negatif bagi tuan rumah.
Pada
saat pembicaraan tengah berlangsung dan dianggap lancarpun, pelobby
harus tetap memperhatikan situasi dan kondisi yang sewaktu-waktu bisa
berubah. Jangan meneruskan ketika ada orang lain datang atau alihkan
pada topik lain dengan cara yang wajar, karena meskipun mungkin pelobby
tidak berkeberatan, tetapi mungkin yang dilobby yang tidak berkenan.
Hal
lain yang perlu diperhatikan mengenai cara menyampaikan pesan adalah
berkaitan dengan pihak yang dilobby. Apabila pihak yang didekati adalah
pribadi atau orang-orang tertentu maka cara yang dilakukan bersifat
persuasif. Usahakan untuk mengundang simpati dan dukungan yang
bersangkutan. Tetapi apabila yang didekati adalah kelompok maka pesan
yang disampaikan harus mengandung argumentatif.
Pelobby
harus menyampaikan alasan-alasan dan pertimbangan-pertimbangan yang
logis dan rasional yang bisa membuat pihak yang dilobby menjadi lebih
jelas, lebih mengerti dan memahami obyek sasaran sehingga pada
gilirannya mereka bisa menerima dan mendukung.
4. Mengemas pesan.
Seeorang
akan mudah tertarik bila menyaksikan sessuatu dikemas atau diatur
dengan rapi sebagaimana misalnya makanan yang disajikan dimeja makan
yang ditata rapi dan indah tentu akan menimbulkan selera yang berbeda
apabila hanya disajikan dalam bungkusan atau kotak.
Sama
halnya dalam masyarakat kita memberikan sesuatu dengan tangan kanan
dengan tangan kiri pasti akan menimbulkan kesan yang berbeda.
Dalam
melakukan lobbying seorang pelobby harus bisa menyampaikan atau
menyajikan pesan yang dibawanya kepada pihak yang dilobby agar tertarik
dan kemudian memperhatikan ,sehingga bisa mengerti dan memahami apa
yang diinginkan dan pada gilirannya dapat menerima dan ahirnya
mendukung.
5. Jangan takut gagal
Pepatah
mengatakan kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Adalah hal yang
biasa bahwa tidak semua usaha pasti berhasil apalagi dalam waktu cepat
dan singkat, lebih-lebih dalam lobby. Lobbying dilakukan untuk membuat
atau mengubah pihak atau orang yang semula tidak suka menjadi suka, yang
semula menolak menjadi menerima dan dan yang menentang menjadi
mendukung.
Dengan
demikian maka ada kalanya memang sulit merubah sikap tersebut, apalagi
kalau sikap semula yang ditunjukan keras. Dalam keadaan tetentu
merupakan hal yang biasa apabila orang cenderung menjaga gengsi,
sehingga tidak perlu mudah mengalah kmeskipun dalam akal dan hatinya
mengakuinya.
Oleh
karena itu maka dukungan yang diharapkan tidak selalu bisa diperoleh
berulangkali. Dengan demikian maka pelobby tidak boleh takut gagal, dia
harus memiliki optimisme, telaten, sabar, gigih dan fleksibel.
Ketakutan
akan gagal, membuat orang menjadi mudah cemas,kurang percaya diri dan
kemudian mudah gugup sehingga sangat mengganggu penampilannya. Kalau
sudah demikian maka justru akan merusak lobbying yang dibangunnya,
sehingga akan menggagalkan lobby yang dilakukan. Kalaupun pada akhirnya
ternyata gagal, tidak boleh membuat pelobby frustasi Karena kegiatan
lain atau masalah lain akan selalu muncul dan lobbying kembali akan
harus dilakukannya.
No comments:
Post a Comment